Pages

Selasa, 21 Desember 2010

Agama dan Masyarakat

Agama dan Masyarakat
Agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting, misalnya saja dalam pembentukan karakter individu seseorang. Banyak Agama yang ada di Negara Indonesia. Walaupun banyak agama, setiap masyarakat memiliki kepercayaan dan pedoman masing-masing dari agama yang di anutnya. Dengan beragam macam agama yang ada Indonesia tetap menjadi Negara yang satu Kesatuan. Berikut fungsi agama di berbagai bidang :
Fungsi agama di bidang social : dimana agama bisa membantu para anggota-anggota masyarakat dalam kewajiban social dan bermasyarakat.
Fungsi agama dalam keluarga: dimana agama bias membantu anggota-anggota keluarga untuk bias hidup lebih rukun, menghargai dan menghormati sesame anggota keluarga.
Fungsi agama dalam sosialisasi: dapat membantu individu untuk menjadi lebih baik diantara lingkungan masyarakat-masyarakat yang lain supaya dapat berinteraksi dengan baik dan benar.

Dimensi komitmen agama
Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson:
Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.

Pelembagaan agama
Pelembagaan agama adalah alasan mengapa agama tercipta, Unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
1.Masyarakat dan nilai-nilai sacral
2.Masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
3.Masyarakat-masyarakat industri sekuler

Agama, konflik dan masyarakat
Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa. Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah. Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan di marjinalisasikan tumbuh sangat subur. Namun anehnya bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut upacara tersebut dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Pada zaman sekarang, masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.
Selain upacara keagamaan juga terkadang terjadi konflik pada tempat ibadah. Misalnya sekarang ini banyak gereja di wilayah tertentu yang di tutup karena banyak orang yang berpendapat kalau gereja tersebut belum memiliki izin. Padahal sebenarnya kalau di telusuri lebih lanjut tidak hanya gereja tertentu saja yang belum memiliki izin, namun ada beberapa tempat ibadah agama lain yang juga belum memiliki izin. Hal ini terjadi karena adanya sikap Fanatik dari sekelompok orang tertentu yang tidak memilki kepentingan. Umumnya sekelompok orang tersebut di suruh oleh seseorang yang ingin mengusai wilayah tempat ibadah tersebut didirikan sehingga terjadilah konflik yang merugikan banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar