Pages

Minggu, 28 April 2013

Tugas Bahasa Indonesia 2


3.  CARA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERPRESTASI
------------------------------------------------------------------------------------------------
1.  Pengertian Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986, Reber 1988 dalam Muhibinsyah, 2000).

2.  Filosofi  Motivasi
a.   Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement), Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar
b. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)
c.    Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :
1.    Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan  dan usaha dalam diri (internal)
2.    Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan
d.   Teori Self – Worth  
Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga
      e.    Teori Ekspektasi
Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil  dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :
a.     Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang penting.
b.    Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting.
      f.    Teori Humanistik
             Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku adalah :
a.      Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar sifatnya.
b.     Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya (safety).
c.      Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai (belonging).
d.     Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan (self existence).
e.     Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki (intellectual achievement).
f.       Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur (aesthetica apprecazation).
g.      Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan (self actuallization).
Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan motivasi dalam bentuk Piramid sebagai berikut :














Implikasinya dalam belajar :
Optimalisasi belajar perlu mengupayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti suasana yang sehat, fisik yang segar, penuh kasih sayang, bebas ancaman /bahaya, ada pengakuan dan penghargaan atas prestasi siswa, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong siswa untuk beraktualisasi diri.

3.Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :           
a.     Motivasi Instrinsik, yaitu dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang
Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-lainnya
b.     Motivasi Ekstrinsik, adalah dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya
Dalam praktik kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan. Namun yang paling     efektif  adalah motivasi instrinsik  yang tumbuh dari dalam diri

        4.Motivasi Berprestasi
Diakui bahwa bangsa Jepang dalam seabad terakhir begitu pesat dan unggul dalam produktifitas dan prestasi tekhnologinya. Bangsa ini telah mengalahkan Eropa dan Amerika. Kini Korea mulai membuntuti Jepang. Apa rahasianya ? Bagaimana sumber daya manusianya ?Sehari-hari kita sering menemui orang yang begitu rajin, tekun bekerja, dan sangat berprestasi tinggi. Mereka sangat produktif dan kreatif. Sebaliknya banyak orang yang santai-santai, bekerja ala kadarnya, malas-malas. Mereka acuh tak acuh dengan kesuksesan.

Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang,bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses. Adalahsuatu motivasi untuk berkinerja / berprestsi lebih baik,
lebih efesien, lebih cepat, lebih berkualitas dari hari ke hari.
Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila  gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980 dalam Sri Esti Wuryani, 2002).




5. Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi
        Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi :
  1. Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri
  2. Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan
  3. Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang
  4. Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri, produktif,  dan penuh inisiatif            
  5. Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata yang dimiliki, yakni peluang berhasil dengan resiko gagalnya seimbang. Orang yang rendah motivasi berprestasinya akan memilih pekerjaan yang lunak, kecil resikonya tidak perlu banyak usaha. Atau sebaliknya memilih resiko super tinggi tanpa perhitungan. Jika gagal mencari-cari alasan
  6. Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi

6.   Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
         Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan.
Berikut ini kiat-kiatnya :
a.       Tetapkan tujuan (goal setting),  yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum
b.      Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu
c.       Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak
d.      Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan
e.      Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan     



--------------------------------------------------------------------------------------------------
4.  GAYA BELAJAR
--------------------------------------------------------------------------------------------------

1.       Apa itu Gaya Belajar?
Gaya belajar atau learning style sering diartikan sebagai karakteristik dan preferensi atau pilihan individu mengenai cara mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi tersebut.
                Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika anda sudah bisa mengenal gaya belajar Anda yakni bagaimana Anda menyerap dan mengolah informasi, maka Anda akan dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah sesuai dengan gaya belajar Anda sendiri.

2.       Mengapa Perlu Mengenali Gaya Belajar Anda Sendiri?
Pengenalan gaya belajar ini akan melahirkan orang-orang yang lebih efektif untuk belajar dengan cara berkelompok, bekajar secara sendiri-sendiri di kamar, belajar dengan cara berdiskusi, dan lain sebagainya.Gaya belajar dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama, gaya belajar visual; yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata sebagai alat untuk menyerap informasi. Kedua, Gaya  belajar auditorial; yaitu gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai alat untuk menyerap informasi yang masuk. Ketiga adalah gaya belajar kinestetik, yaitu gaya belajar yang lebih menekankan praktik langsung atas apa yang sedang dipelajari. Sebagai ilustrasi :
a.     Orang-orang visual banyak mengikuti ilustrasi atau membaca instruksi sendiri.
b.     Orang-orang auditorial lebih senang informasi itu dia dengarkan dari orang lain
c.     Sementara orang-orang kinestetik lebih senang kalau dibiarkan mengerjakan sendiri atau praktik langsung.

3.       Bagaimana Cara Mengetahui Gaya Belajar?
Untuk mengetahui sebagian dari ciri-ciri gaya belajar Anda, cobalah menyelesaikan lembar kerja yang tersedia di bawah ini..
Tipe Manakah Saya ?
Berikan tanda cek (√) pada angka 3 jika pernyataan sesuai dengan kebiasaan Anda, angka 2 jika ragu/tidak tahu, dan angka 1 jika tidak sesuai dengan kebiasaan Anda
No
Pernyataan
1
2
3
1
Teliti terhadap yang detail
2
 Mengingat dengan mudah apa yang dilihat
3
 Mempunyai masalah dengan instruksi lisan
4
 Tidak mudah terganggu dengan suara gaduh
5
 Pembaca cepat dan tekun
6
 Lebih suka membaca daripada dibacakan
7
Lebih suka metode demonstrasi daripada ceramah
8
 Bila menyampaikan gagasan sulit memilih kata
9
 Rapi dan teratur
10
 Penampilan sangat penting
Jumlah
 Total
No
Pernyataan
1
2
3
1
 Bicara pada diri sendiri pada saat bekerja
2
 Konsentrasi mudah terganggu oleh suara ribut
3
 Senang bersuara keras ketika membaca
4
 Sulit menulis, tapi mudah bercerita
5
 Pembicara yang fasih
6
 Sulit belajar dalam suasana bising
7
 Lebih suka music daripada lukisan
8
 Bicara dalam irama yang terpola
9
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca buku humor
10
 Mudah menirukan nada, irama, dan warna suara
Jumlah
 Total
No
Pernyataan
1
2
3
1
 Berbicara dengan perlahan
2
 Menanggapi perhatian fisik
3
 Menyentuh orang untuk mendapat perhatian
4
 Banyak bergerak dan selalu berorientasi pada fisik
5
Menggunakan jari sebagai penunjuk dalam membaca
6
 Banyak menggunakan isyarat tubuh
7
 Tidak bisa diam dalam waktu lama
8
 Menyukai permainan yang menyibukkan
9
 Selalu ingin melakukan sesuatu
10
 Tidak mudah mengingat letak geografi
Jumlah
 Total
Gaya belajar auditori           : Gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai alat
  untuk menyerap informasi yang masuk
Gaya belajar visual               : Gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata
  senagai alat untuk menyerap informasi
Gaya belajar kinestetik        : Gaya belajar yang lebih menekankan praktik langsung atas
  apa yang sedang dipelajari
Contoh:
Jika skor anda:
       Skor Auditori                                 = 25
       Skor visual                      = 12
       Skor kinestetik               = 10

Maka anda termasuk orang yang cenderung memiliki gaya belajar auditori, yang lebih senang mendapatkan informasi melalui ceramah-ceramah perkuliahan dari dosen, meskipun Anda harus didukung oleh kemampuan visual (skor 12) yang diperkaya dengan media gambar slide, potret, sketsa, dan diagram. Gaya belajar auditori Anda itu masih diperkaya dengan gaya belajar kinestetik (skor 10) yang lebih senanga mengerjakan praktik langsung.